Wednesday, February 23, 2011

Jiwa wirausaha warga keturunan Tiong Hoa

Maaf, dengan tidak bermaksud untuk mengatakan bahwa golongan tertentu mempunyai kelebihan, tetapi saya ingin supaya kita semua belajar, supaya bisa memperbaiki kehidupan kita bersama dan mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Tulisan ini saya ambil dari blog tetangga.


Tergelitik hati saya untuk menuliskan postingan ini gara-gara terlibat obrolan di balai banjar dengan rekan2 kerja di Karibia kemarin. Kenapa ya pada umumnya orang2 keturunan Tionghoa itu kaya2 semua? celetuk Wayan Capil (bukan nama sebenarnya). Iya loh saya rasanya belum pernah sekalipun melihat orang keturuan Tionghoa yang miskin, gak di Bali, Jakarta, Yogyakarta, semua ta’ liat sama. Mereka semua orang2 kaya dan punya toko2 itu, tukas Made Kerug, seakan menegaskan kebenaran sebuah fenomena hukum semesta yaitu keturunan Tionghoa pastilah kaum yang berpunya.

Pendapat2 diatas cukup masuk akal karena kenyataan berbicara bahwa perekonomian kita didominasi oleh orang2 keturunan Tionghoa. Tengoklah kota Denpasar misalnya, sebagian besar sektor2 usaha strategis dimiliki oleh orang keturunan Tionghoa. Kenapa? satu jawaban yang pasti adalah karena mereka mempunyai mental yang ulet dan jiwa wiraswasta yang mumpuni.

Mungkin sudah saatnya kita meniru semangat2 wiraswasta dari mereka sehingga kita bisa paling tidak ikut berpartisipasi dalam hiruk-pikuk dunia usaha di dimana kita berada. Beberapa poin yang kira2 menjadi faktor sukses orang2 keturunan Tionghoa adalah:

1. Menanamkan jiwa wirausaha sedini mungkin. Orang2 keturunan Tionghoa biasanya selalu melibatkan anak2 mereka yang masih kecil untuk ikut nimbrung pada usaha yang mereka geluti. Mereka dilibatkan dan dikenalkan dengan dunia usaha sejak dini sehingga sejak kecil sudah tertanam jiwa wirausaha pada diri mereka. Kelak sudah besar, mereka menjadi lebih siap untuk membuka usaha baru atau melanjutkan usaha orang tua mereka.

2. Jeli dan tidak ada rumus gengsi gede2an. Pada umumnya orang2 keturunan Tionghoa sangat jeli dalam melihat peluang usaha. Mereka tidak segan2 untuk memulai usaha itu dari nol dan berusaha mengembangkannya. Mereka tidak gengsi jika harus bersusah payah dahulu untuk merintis usaha mereka.

3. Hemat dan perencanaan keuangan yang tepat. Hemat tidak berarti semata2 pelit melainkan pengeluaran yang tepat sasaran. Orang2 keturunan Tionghoa sangat berhati2 dalam penggunaan uangnya. Semua detail pengeluaran/pemasukan dicatat secara seksama. Kalau kita biasanya selalu berfikir, agh bodo amat, besok ya besok yang penting sekarang happy dulu. Kita juga tidak terbiasa dengan hal2 semacam perencanaan keuangan alias financial planning.

4. Bisa membedakan antara asset dan liabilitas. Mereka lihai dalam hal ini sedangkan kita pada umumnya tidak tahu dan tidak mau tahu. Asset adalah barang2 yang mendatangkan pemasukan sedangkan liabilitas adalah barang2 yang menguras pemasukan alias pengeluaran tok. Contohnya; seorang keturunan Tionghoa tidak akan terjebak dalam pembelian barang2 yang akan menguras pemasukan dengan uang panas misalnya mobil (liabilitas karena pasti akan keluar biaya untuk bensin, pajak dll) tetapi mereka akan menunggu sampai ada uang dingin yang cukup. Kita? Baru juga punya DP 30% dari harga mobil sudah berani melakukan pembelian. [Yinnihuaren/Ing]

No comments:

Post a Comment